Kongres PMII XX, Pengamat: Seharusnya Media Belajar Bukan Kaderisasi Elit

ara senior maupun elite diimbau tak mencampuri urusan pelaksanaan Kongres XX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang berlangsung di Balik Papan, Kalimantan Timur. Sebab, mencampuri urusan tersebut sama saja dengan mencederai prinsip demokrasi dalam Kongres.

Direktur Indonesia Justice Watch (IJW) Akbar Hidayatullah berpendapat, memang tidak ada aturannya senior maupun mencampuri urusan kongres mahasiswa. Namun dikhawatirkan apabila ada intervensi, kongres menjadi terkesan tendensius dan tidak demokratis.

“Sebetulnya boleh-boleh saja, memang tidak ada aturan yang melarang. Tapi terkesan tendensius dan tidak demokratis. Biarkanlah adik-adik kita tersebut memilih kandidat yang benar-benar se visi dan se misi dengan mereka,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Justice Watch (IJW), Akbar Hidayatullah kepada indoposonline, Rabu (24/3).

Sebelumnya, sejumlah calon ketua umum PMII menilai ada dugaan intervensi dari senior maupun elite. Dugaan tersebut muncul setelah molornya pelaksanaan Kongres XX PMII dari yang semestinya digelar pada 16 hingga 20 Maret 2021.

Diketahui, Kongres ini telah digelar sejak Rabu 17 Maret 2021 lalu dan dibuka langsung secara virtual oleh Presiden Jokowi. Sehari setelah pembukaan, tak ada agenda apapun. Kemudian pada Jumat, 19 Maret, agendanya adalah laporan pertanggung jawaban. Selanjutnya hingga Senin, 22 Maret 2021, belum ada kejelasan mengenai agenda berikutnya, yakni pemilihan Ketua Umum PB PMII.

Terkait dugaan tersebut, Akbar menuturkan, organisasi kemahasiswaan sejatinya untuk media pembelajaran mahasiswa bukan kaderisasi elit. “Mereka belajar dan bukan kaderisasi elit agar bisa dikendalikan oleh elit,” ujarnya

Karenanya, Akbar pun mengimbau agar senior maupun elite tak memberikan sponsor kepada kandidat tertentu. Karena pemberian sponsor terhadap kandidat-kandidat tertentu dapat memberangus nilai-nilai atau prinsip demokrasi.

“Kalau mensponsori acara atau kegiatannya saya kira tidak ada masalah. Artinya tanpa ada maksud mengarahkan kandidat tertenru agar terpilih nantinya,” pungkas Akbar.

Terpisah, calon kandidat PB PMII nomor 7, Daud Azhari menyatakan, sangat menolak intervensi elit. Menurutnya, marwah PMII itu tengah dipertaruhkan dalam kongres ini. “Jangan gadaikan PMII kepada elit, hayo kita bangun organisasi bersama-sama,” katanya.

Daud menambahkan, hingga kini dirinya masih diamanahkan puluhan cabang di Indonesia untuk tidak bersentuhan dengan elit. “Kita sudah komitmen dengan sejumlah cabang di Indonesia membangun PMII dengan sejumlah gagasan,” katanya. (ydh/put)



Leave a Reply