- August 10, 2021
- Posted by: adminahlo
- Categories: hukum, Uncategorized
Direktur Eksekutif Indonesia Justice Watch (IJW), Akbar Hidayatullah mengaku prihatin atas insiden pemerasan yang diduga dilakukan oleh oknum penyidik KPK kepada Walikota Tanjung Balai, Sumatera Utara.
Dia pun berharap, insiden ini bisa dimanfaatkan sebagai momentum oleh Polri dan Kejaksaan untuk mengembalikan citra dan integritasnya sebagai lembaga penegak hukum.
“Saya harap Polri dan Kejaksaan dapat memanfaatkan momentum ini untuk mengembalikan citra dan integritas mereka,” harap Akbar kepada indoposonline, Kamis (22/4).
Diketahui sebelumnya, Divisi Propam Polri bersama KPK menangkap AKP SR yang diduga melakukan pemerasan terhadap Walikota Tanjungbalai, M Syahrial. Akbar menduga insiden ini bukan kali pertama terjadi di lembaga antirasuah.
“Saya menduga, ini bukanlah satu-satunya kebobrokan d KPK. Selama ini kita hanya disuguhkan hiburan bernama OTT (Operasi Tangkap Tangan). Pada kasus-kasus korupsi yang terstruktur dan sistematis, KPK sering melempem,” ujar dia.
Akbar pun mengimbau kepada KPK untuk terbuka dalam memberikan informasi terkait pelaporan masyarakat terhadap oknum yang diduga melakukan pelanggaran kode etik. Jangan sampai lembaga penegak hukum ini, kata dia, dianggap sebagai lembaga superbody atau kebal dari kritik.
“Kalau hakim nakal kita bisa lapor ke Bawas atau KY. Kalau ada polisi nakal kita bisa bawa ke Propam. Kalau ada jaksa nakal kita bawa ke Jamwas. Kalau ada oknum KPK, kita mau bawa ke mana?,” tanya Akbar menandaskan.(ydh)